"MI-4c dipakai
buat ngegame bentar doank kok panas sih???
Dipaksain makin panas...eh tapi kok jadi ngelag banget yaaa???
Kenapa sih nih hape???!!
Urggghhh...!!!! "
Mungkin itu salah satu ilustrasi yang kerap kali dihadapi oleh pengguna Xioami MI-4c. Smartphone yang diposisikan sebagai kakak dari MI-4i yang sudah lebih dulu meluncur secara global terlebih dahulu. Sebagai kakak, tentunya mengusung spesifikasi yang lebih mumpuni dibanding sang adik. CPU MI-4c adalah SD808 lebih unggul daripada SD615 milik si adik. Keunggulan lain yaitu adanya IR yang dapat digunakan sebagai universal remote control dan adanya pilihan RAM 3GB serta storage 32GB.
Hape ini sebenarnya hanya dipasarkan di Tiongkok saja, namun oleh beberapa importir dibawa masuk ke Indonesia (masalah resmi enggaknya gak akan saya bahas disini ya...hehehe..).
Dan...sebenarnya lagiiii, HP ini sudah agak jadul. Lalu mengapa baru sekarang saya menulis ini? Tak lain tak bukan karena harga. Ya, harganya yang sudah lebih ramah dikantong dibandingkan saat pertama kali muncul. Di beberapa toko online di Indonesia, MI-4c 2/16 GB dijual pada kisaran harga 1,4-1,5juta sedangkan 3/32GB pada kisaran 2-2,3 juta saja. Ditambah dengan spesifikasi kamera dengan sensor Sony IMX258 yang mumpuni dalam hal mobile photograhy, HP ini seolah tenar kembali, berikut masalah-masalah yang dibawanya termasuk panas dan lag yang terjadi setelah panas mendera.
Lalu, kenapa prosesor ini banas banget? Hal ini disebabkan karena ukuran 20nm yang diterapkan pada teknologi transistor planar. Apa pula itu? Lain kesempatan akan saya bahas ya. Untuk kali ini akan saya bahas cara mengatasi panas yang timbul atau yaaahh...paling nggak meminimalisir lah...hehehe.
Lanjut ya..., heat management pada MI-4c diatur oleh sebuah binary yang disebut dengan thermal-engine. Binary ini dikonfigurasi oleh suatu file yang terdapat pada sub folder etc yang terdapat pada folder system (/system/etc). File ini bernama thermal-engine-8992.conf. Inilah isi file thermal-engine-8992.conf bawaan MI-4c V8.0.5.0 ketika dibuka dengan Notepad++ di PC.
Bagian kotak berwarna kuning adalah pengaturan cluster1 (kotak berwarna merah) yaitu core A57 sedangkan kotak berwarna biru adalah pengaturan untuk cluster0 (kotak berwarna hijau) yaitu core A53. Ada beberapa parameter yang penting disana, yaitu :
- algo_type : tipe algoritma yang digunakan untuk melakukan throttling, yaitu ss : single step. Pada tipe algoritma ss, throttling hanya bisa dilakukan untuk satu step kecepatan CPU saja.
- sampling : menunjukkan lamanya pengukuran suhu oleh sensor (satuan mili detik, 1000 = 1 detik)
- sensor : sensor suhu yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan throtlling
- device : menunjukkan big cluster atau small cluster (1 untuk big, 0 untuk small)
- set_point : menunjukkan suhu dimana kecepatan maksimum CPU turun (dalam mili derajat, 1000 = 1 derajat Celsius)
- set_point_clr : menunjukkan suhu dimana kecepatan maksimum CPU kembali ke semula (dalam mili derajat, 1000 = 1 derajat Celsius)
- device_max_limit : menunjukkan kecepatan CPU yang akan digunakan saat mencapai suhu set_point (dalam MHz, harus diisi sesuai dengan CPU step)
Semakin kebawah akan ditemukan pengaturan CPU yang lain yaitu hotpluging. Kotak berwarna ungu menunjukkan pengaturan hotpluging untuk CPU4 dan CPU5. Pada hexacore SD808, urutan CPU-nya adalah sebagai berikut : Core A53 = CPU0-3, Core A57 = CPU4-5. Ketika CPU hotplug aktif maka CPU akan berada dalam mode tidur atau sleeping. Pada pengaturan hotplug ada beberapa parameter penting, yaitu :
- algo_type : tipe algoritma yang digunakan untuk melakukan hotpluging.
- sampling : menunjukkan lamanya pengukuran suhu oleh sensor (satuan mili detik, 1000 = 1 detik)
- sensor : sensor suhu yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan hotpluging
- thresholds : menunjukkan suhu dimana CPU akan dimatikan (dalam mili derajat, 1000 = 1 derajat Celsius)
- thresholds_clr : menunjukkan suhu dimana CPU akan hidup kembali (dalam mili derajat, 1000 = 1 derajat Celsius)
- actions : menunjukkan aksi yang dilakukan, hotplug_cpu{number} = hotplug cpu pada CPU ke-
- actions_info : 1 berarti aktif, 0 berarti non aktif
Arti dari file diatas secara keseluruhan berdasarkan CPU throttling & hotpluging yaitu bahwa CPU4 akan mati pada saat suhu yang diukur sensor xo_therm_buf mencapai 42 derajat Celsius. Jika suhu masih naik terus maka, kecepatan maksimum Core A57 yang masih aktif (CPU5) akan turun ke 864MHz (step 800MHz tidak ada dalam cpu_available_freq). Jika suhu masih naik lagi, maka saat mencapai 45 derajat Celsius CPU5 akan dimatikan. CPU5 akan aktif kembali saat suhu sudah turun menjadi 40 derajat Celcius dengan kecepatan maksimum 864MHz. CPU4 akan aktif kembali saat suhu sudah 37 d dan akan kembali ke kecepatan semula yaitu 1,8GHz setelah suhu 37 derajat Celsius bersamaan dengan normalnya kecepatan semua CPU Core A57 (1,8 GHz).
Sedangkan Core A53 akan turun kecepatan maksimumnya menjadi 600MHz saat mencapai suhu 48 dan akan kembali ke kecepatan semula yaitu 1,4GHz saat suhu sudah turun menjadi 40 derajat Celcius. Nah sampai sini udah bingung belum??? wkwkwkwk...☺
Kalo belum bisa dilanjut dengan memodifikasi file tersebut. Untuk mengurangi panas bisa dilakukan dengan menurunkan thresholds pada CPU hotpluging sehingga CPU4&/5 bisa cepat dimatikan ketika suhu menghangat atau bisa juga dengan menurunkan set_point-nya. Akan tetapi hal ini dapat menurunkan performanya. Bagi yang doyan maen game disarankan untuk mempercepat hotpluging CPU4&5 tetapi menaikkan threesholds dan thresholds_clr pada GPU MANAGEMENT karena biasanya performa gaming akan lebih berpengaruh saat kecepatan GPU turun.
Untuk memperoleh hasil yang diinginkan bisa mengotak-atik file ini hingga dirasa pas dan sesuai.
Selamat mencoba dan berkreasi. ✌